Berikut ini beberapa contoh kasus pelanggaran HAM di Indonesia.
- Tragedi Trisakti terjadi pada 12 Mei 1998.
Dalam tragedi ini terjadi peristiwa penembakan mahasiswa Universitas Trisakti.
Pada tahun 1998, terjadi krisis moneter yang berakibat ke banyak sektor.
Keadaan ini mengundang aksi protes mahasiswa.
Pada tanggal tersebut mahasiswa Universitas Trisakti mengadakan longmarch menuju gedung MPR/DPR untuk kemudian melakukan demo.
Namun, sebelum sampai di gedung tersebut, aksi ini ditentang oleh polisi.
Setelah kedua pihak berunding, disepakati bahwa Polisi dan mahasiswa sama-sama mundur.
Saat mahasiswa mundur kembali ke kampus mereka, terjadi sebuah provokasi yang menyebabkan beberapa mahasiswa terpancing.
Akhirnya kerusuhan pun terjadi, polisi melakukan penembakan sehingga empat mahasiswa tewas dan beberapa luka-luka.
- Munir Said Thalib adalah seorang aktivis HAM.
Ia telah banyak melakukan pembelaan hukum pada orang-orang tertindas.
Salah satunya adalah menjadi pembela keluarga korban penculikan paksa yang terjadi pada tahun 1997 dan 1998.
Munir juga merupakan pengkritik pemerintah yang berkuasa saat itu.
Di tahun 2004, Munir ditemukan tewas dalam pesawat yang menuju Amsterdam.
Hasil autopsi yang dilakukan oleh tim forensik Belanda menemukan adanya senyawa arsenik dalam jasad Munir.
Hasil ini mengindikasikan bahwa aktivis HAM ini sengaja diracun oleh pihak tertentu yang bermaksud menyingkirkannya.
- Peristiwa Tanjung Priok terjadi pada 12 September 1984.
Berdasarkan hitungan resmi, peristiwa ini menyebabkan 24 orang tewas serta 54 orang terluka.
Akan tetapi, menurut perkiraan, ada lebih dari lebih dari 100 warga Tanjung Priok yang tewas, hilang, ataupun terluka.
Peristiwa ini diawali dengan kedatangan anggota Bintara ke Masjid As Saadah yang berlokasi di Tanjung Priok.
Ia memerintahkan pengurus masjid tersebut untuk melepas spanduk yang berbau kritik pemerintah.
Pihak masjid menolaknya dan anggota Bintara ini melepas atribut-atribut tersebut dengan cara masuk ke masjid tanpa melepas alas kaki.
Tindakan tersebut sangat tidak sopan dan menyulut kemarahan pengurus masjid beserta warga.
Mereka membakar motor dan menyerang anggota Bintara tersebut.
Pengurus masjid dan warga yang menyerangnya kemudian ditangkap.
Dua hari setelah penangkapan tersebut, warga muslim Tanjung Priok melakukan aksi protes untuk membebaskan kawan mereka.
Aksi ini dilakukan oleh ribuan orang namun tidak berhasil.
Kerusuhan pun terjadi dan pihak militer menembaki demonstran.
Selain korban tewas dan luka, kerusuhan ini juga mengakibatkan banyak orang ditahan.
Berikut ini contoh kasus pelanggaran HAM Internasional.
- Muslim Rohingya tinggal di negara bagian Rakhine, Myanmar.
Mereka sudah tinggal di tempat itu sejak nenek moyang mereka.
Namun, pada tahun 2015, Pemerintah Myanmar, mengusir mereka dan membantai mereka yang tidak mau pindah.
Mereka diberantas haknya karena mereka adalah kaum minoritas dan dianggap tidak memiliki kewarganegaraan.
Menurut laporan Reuters, sebanyak 700.000 warga etnis Rohingnya melarikan diri dari serangan militer Myanmar selama pelanggaran HAM yang berlangsung dari tahun 2016 hingga 2017.
- Pada awalnya, orang-orang Yahudi tersebut hidup rukun berdampingan dengan orang Palestina.
Namun, lama-kelamaan mereka malah membentuk negara dan mengakui tanah Palestina yang mereka tinggali sebagai kekuasaan mereka.
Kini, Israel telah mencaplok wilayah kekuasaan Palestina serta mengusir warganya hingga negara ini menjadi negara kecil dan mudah ditindas.
Militer Israel juga rajin melakukan serangan militer kepada warga Palestina.
Banyak warga sipil dan bahkan relawan yang menjadi korban serangan tersebut.
Israel juga mengadakan blokade, sehingga warga Palestina memiliki akses yang sangat terbatas.
Mereka hanya bisa mengakses makanan dan obat-obatan, itu saja dalam jumlah terbatas.
Akses keluar masuk Palestina juga diperketat oleh militer Israel.
- Pada tahun 1979 hingga 1990, Uni Soviet yang kini pecah menjadi Rusia dan negara lainnya melakukan intervensi terhadap Afghanistan.
- Pada awalnya, 85 ribu tentara Uni Soviet datang ke negara ini untuk membantu pemerintah mengatasi pergolakan yang sedang terjadi dan mereka berniat menciptakan perdamaian.
Pada awalnya, 85 ribu tentara Uni Soviet datang ke negara ini untuk membantu pemerintah mengatasi pergolakan yang sedang terjadi dan mereka berniat menciptakan perdamaian.Akan tetapi, alasan ini ternyata hanya kedok belaka.
Mereka malah memecah Afghanistan menjadi beberapa negara bagian.
Tentara Soviet juga menyerang siapa saja yang dianggap mencurigakan serta menghalangi tujuan mereka.
Akibatnya, banyak warga Afghanistan yang tewas.
Kerjakan Latihan melalui link di bawah ini
https://forms.gle/kXfHzNwxfg98Japp9
sumber Bacaan
Fatma Indahwati,2020,PKn SMA/MA Kelas XI 2a,Jakarta: CV Graha Pustaka
No comments:
Post a Comment