Sunday, February 20, 2022

Daring PKn XI, 23 Februari 2022 Strategi Mengatasi Berbagai Ancaman terhadap Bidang Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya, dan Pertahanan dan Keamanan dalam Membangun Integrasi Nasional

Strategi Mengatasi Berbagai Ancaman terhadap Bidang Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya, dan Pertahanan dan Keamanan dalam Membangun Integrasi Nasional

 

Dalam mengatasi ancaman militer maupun nirmiliter, pemerintah melalui Departemen Pertahanan telah mengeluarkan Buku Putih Pertahanan Indonesia 2008 (BPPI 2008).

1.       Upaya menghadapi atau menangkal ancaman berdimensi ideologi adalah melalui kebijakan dan langkah-langkah politik yang tepat dan intensif untuk mencegah meluasnya pengaruh ideologi lain terhadap ideologi Pancasila.

2.       Langkah-langkah yang ditempuh dalam menghadapi ancaman berdimensi politik dilaksanakan melalui dua pendekatan yaitu pendekatan ke dalam dan pendekatan ke luar.

3.       Sistem dan upaya pertahanan negara yang ditempuh adalah dengan membangun ketahanan di bidang ekonomi melalui penataan sistem ekonomi nasional yang sehat dan berdaya saing.

4.       Untuk mengatasi ancaman terhadap sosial-budaya, pemerintah banyak mengalakkan program untuk meningkatkan rasa kecintaan terhadap budaya serta memberi batasan terhadap media yang memberi dampak buruk terhadap bangsa.

5.       BPPI 2008 menyatakan fungsi pertahanan negara dalam menghadapi ancaman militer menempatkan TNI sebagai komponen utama.

Sumber bacaan

Kelas_11_SMA_Pendidikan_Pancasila_dan_Kewarganegaraan_PPKn_Siswa_2017

Kerjakan Latihan sebagai Presensi  Kehadiran melalui link di bawah ini 

https://forms.gle/VP2MAj9htMGg9SRw8


Daring PKn X, 23 Februari 2022 Ancaman politik, sosial budaya dan juga ekonomi.

Daring PKn X, 23 Februari 2022

Ancaman politik, sosial budaya dan juga ekonomi. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

1. Ancaman sosial budaya

Ancaman negara yang dapat memberikan dampak buruk pada generasi penerus bangsa. Budaya yang sudah ada di negera tersebut semakin lama berpindah dengan budaya baru. Hal ini tentunya akan menghilangkan ciri khas dari budaya sosial yang sudah di bentuk sejak nenek moyang.

Sosial dan budaya yang masuk di negara seharusnya bisa disaring lebih jeli lagi. Kenapa? Karena tidak semua sosial budaya itu buruk. Ada juga yang memiliki dampak positif. Perlu adanya pewasapadaan pada sosial budaya yang buruk.

2. Ancaman politik

Ancaman politik ini bisa muncul ketika ada negara lain ikut campur dalam rumah tangga negara. Politik demokrasi seperti hanya bangsa Indonesia ini yang sudah lama di bangun bisa hancur karena adanya ancaman politik. Awalnya demokrasi untuk kepentingan orang banyak dapat berubah menjadi kepentingan pribadi. Hal ini tentunya akan memecah negara kesatuan Republik Indonesia.

4. Ancaman ekonomi

Ancaman ekonomi ini sangat rentan sekali, karena berhubungan dengan kemakumuran suatu negara. Ancaman ekonoimi bisa terjadi di dalam negeri ataupun di luar negeri.

Sumber Belajar

Buku_Siswa_Kelas_10_SMA_Pendidikan_Pancasila_&_Kewarganegaraan_2016

https://www.tribunnews.com/pendidikan/2021/12/17/ancaman-terhadap-negara-meliputi-bidang-ideologi-politik-ekonomi-sosial-budaya-hingga-keamanan

Kerjakan Latihan sebagai Presensi  Kehadiran melalui link di bawah ini

https://forms.gle/Uq6prYeKE6VD23y9A

Daring PKn XII, 23 Februari 2022 Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia dari Masa ke Masa

Daring PKn XII, 23 Februari 2022

Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia dari Masa ke Masa

BPUPKI atau dalam bahasa Jepang bernama Dokuritsu Junbi Coosakai dibentuk oleh pemerintah pendudukan Jepang pada tanggal 1 Maret 1945.

BPUPKI bertugas menyelidiki berbagai hal

terkait dengan aspek politik, ekonomi, pemerintahan, dan hal-hal lain yang diperlukan bagi pembentukan sebuah negara merdeka.

Tujuan sidang BPUPKI adalah membahas bentuk Negara Indonesia serta merumuskan dasar Negara Indonesia. Bentuk negara kemudian disepakai yaitu “Negara Kesatuan Republik Indonesia” (NKRI).

Pada 19 Agustus 1945, PPKI menetapkan pembagian wilayah bekas Hindia Belanda ke dalam 8 provinsi Indonesia yang masing- masing dipimpin oleh seorang gubernur. Provinsi-provinsi tersebut meliputi Sumatra, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sunda Kecil, Borneo (Kalimantan), Sulawesi, dan Maluku.

PPKI kemudian dibubarkan dan dibentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang diresmikan pada 29 Agustus 1945 dan diketuai oleh Kasman Singodimedjo.

Pada 5 Oktober 1945, pemerintah mengeluarkan maklumat pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dengan tujuan mengatasi situasi Indonesia yang mulai tidak aman karena kedatangan kembali tentara sekutu ke Indonesia, setelah terjadinya penyerahan Jepang kepada sekutu.

Pada 3 November 1945, pemerintah mengeluarkan maklumat mengenai pembentukan partai politik. Maklumat yang ditandatangani Wakil Presiden Mohammad Hatta ini memberi kesempatan kepada rakyat seluas-luasnya untuk mendirikan partai-partai politik.

Pada 14 November 1945, terjadi perubahan dengan keluarnya maklumat Presiden, yaitu tanggung jawab pemerintahan ada di tangan para menteri.

Pada masa Revolusi Kemerdekaan ini, terjadi sejumlah pemberontakan yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa, yaitu:

  1. Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Madiun tahun 1948
  2. Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) di Jawa Barat dan Jawa Tengah

 

Sejak 27 Desember 1949, berdasarkan perjanjian Konferensi Meja Bundar, Negara Kesatuan Republik Indonesia berubah bentuk menjadi negara serikat (Republik Indonesia Serikat/ RIS).

Pada masa awal Republik Indonesia Serikat ini, terjadi sejumlah pemberontakan yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.

  1. Pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA)
  2. Pemberontakan Andi Azis
  3. Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)
  4. Setelah bubarnya Republik Indonesia Serikat, Indonesia menggunakan UUDS 1950 sebagai konstitusi. Berdasarkan UUDS 1950, bentuk negara RI adalah negara kesatuan.

Pada masa demokrasi liberal ini, terjadi sejumlah pemberontakan yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa, yaitu diantaranya:

  1.  Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) di Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan Aceh
  2. Pemberontakan Pemerintahan Revolusioner Republik ndonesia (PRRI)/Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta) Gerakan PRRI/Permesta

Pada masa Demokrasi Terpimpin, sistem pemerintahan yang dijalankan adalah sistem pemerintahan presidensial berdasarkan Pancasila dan UUD Tahun 1945, yaitu Presiden menjadi kepala pemerintahan dan penyelenggara negara.

Pada masa Orde Baru, sistem pemerintahan tetap berdasarkan UUD NRI Tahun 1945 yaitu sistem presidensial yaitu presiden menjadi penyelenggara negara dengan bantuan para

menteri.

Adanya pembaruan politik pada masa reformasi dapat dilihat dari berbagai kebijakan yang berhubungan dengan kebebasan berpolitik, antara lain sebagai berikut.

  1. Kemerdekaan pers.
  2. Kemerdekaan membentuk partai politik.
  3. Terselenggaranya pemilu yang demokratis.
  4. Pembebasan narapidana politik (napol) dan tahanan politik (tapol).
Sumber bacaan

Buku_Siswa_Kelas_12_SMA_2018 - PPKn


Kerjakan Latihan sebagai Presensi  Kehadiran melalui link di bawah ini

Sunday, February 13, 2022

DARING PKn XII 16 Februari 2022 Hakikat Negara Kesatuan Republik Indonesia

DARING PKn XII 16 Februari 2022

Hakikat Negara Kesatuan Republik Indonesia

Roger H. Solatu berpendapat bahwa negara dipahami sebagai badan (agency) atau kewenangan (authority) yang mengatur atau mengendalikan persoalan-persoalan bersama atas nama masyarakat.

Menurut Miriam Budiardjo tujuan berdirinya suatu negara adalah untuk menciptakan kebahagiaan bersama bagi seluruh rakyat.

Unsur-unsur negara terdiri atas rakyat, wilayah, dan pemerintah yang berdaulat serta kedaulatan.

Menurut teori modern yang berkembang hingga saat ini, terdapat dua bentuk negara, yakni negara kesatuan dan negara serikat atau federasi.

Gagasan perlunya membentuk suatu bangsa, yaitu bangsa Indonesia, berhasil diwujudkan dalam ikrar Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.

Melalui Proklamasi 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia berhasil mendirikan negara sekaligus menyatakan adanya negara baru kepada dunia, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam alinea keempat Pembukaan UUD NRI

Tahun 1945, terdapat upaya pembentukan suatu pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.

Sebagai negara kesatuan, Indonesia menganut asas desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan.

Pasal 18 B ayat (2) memberikan tempat dan menghormati keberadaan masyarakat adat berserta hak-hak tradisionalnya yang sudah lama ada, bahkan hingga kini masih hidup di tengah-tengah masyarakat setempat.

Sumber bacaan

Buku_Siswa_Kelas_12_SMA_2018 - PPKn

https://belajargiat.id/tujuan-berdirinya-nkri-indonesia/

Kerjakan Latihan sebagai Presensi  Kehadiran melalui link di bawah ini

https://forms.gle/YYEJwvwSo9WxmwMT9

DARING PKn XI 16 Februari 2022 Menelaah Ancaman terhadap Integrasi Nasional

 

DARING PKn XI 16 Februari 2022

Menelaah Ancaman terhadap Integrasi Nasional

Ancaman merupakan setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, yang dinilai dapat membahayakan kedaulatan, keutuhan, dan keselamatan suatu negara.

Posisi Indonesia yang strategis serta kemajemukan Indonesia membuat Indonesia rawan berbagai ancaman dari berbagai pihak.

Bentuk Ancaman terhadap Negara Indonesia

Ancaman menurut UU No. 34 Tahun 2004

Ancaman Disintegrasi

Ancaman Globalisasi

Ancaman Memudarnya Kesadaran terhadap Nilai-Nilai Budaya Bangsa

Jenis-Jenis Ancaman Bagi Suatu Negara

Ancaman yang terjadi tidak hanya satu jenis, tapi ada beberapa jenis ancaman bagi negara. Adapun Jenis-Jenis Ancaman yaitu sebagai berikut:

1. Ancaman militer

Ancama suatu negara yang menjadikan senjata sebagai alat untuk menghancurkan keutuhan wilayah, kedaulatan negara dan keselamtan warga negara. Biasanya ancaman ini sudah terorganisasi dengan konsep yang sempurna.

Beberapa bentuk ancaman militer adlah sebagai berikut;

a.    Sabotase

b.    Spionnase

c.    Agresi

d.    Terorisme

e.    Pelanggaran wilayah oleh negara lain

f.     Pemberontakan

2. Ancaman non milter

Ancama ini tidak menggunakan senjata seperti halnya ancaman militer yang terlihat. Tapi ancamam non militer ini menggunakan sesuatu yang tidak dapat terlihat seperti halnya ideologi suatu negara. Tentunya hal tersebut tidak bisa dilihat secara langsung, tapi dapat dirasakan dampak dari ideologinya.

Akan muncul berbagai pandangan yang sudah berbeda dengan ideologi pada mulanya. Ancaman non militer bisa berupa ancaman politik, sosial budaya dan juga ekonomi. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

1. Ancaman sosial budaya

Ancaman negara yang dapat memberikan dampak buruk pada generasi penerus bangsa. Budaya yang sudah ada di negera tersebut semakin lama berpindah dengan budaya baru. Hal ini tentunya akan menghilangkan ciri khas dari budaya sosial yang sudah di bentuk sejak nenek moyang.

Sosial dan budaya yang masuk di negara seharusnya bisa disaring lebih jeli lagi. Kenapa? Karena tidak semua sosial budaya itu buruk. Ada juga yang memiliki dampak positif. Perlu adanya pewasapadaan pada sosial budaya yang buruk.

2. Ancaman politik

Ancaman politik ini bisa muncul ketika ada negara lain ikut campur dalam rumah tangga negara. Politik demokrasi seperti hanya bangsa Indonesia ini yang sudah lama di bangun bisa hancur karena adanya ancaman politik. Awalnya demokrasi untuk kepentingan orang banyak dapat berubah menjadi kepentingan pribadi. Hal ini tentunya akan memecah negara kesatuan Republik Indonesia.

4. Ancaman ekonomi

Ancaman ekonomi ini sangat rentan sekali, karena berhubungan dengan kemakumuran suatu negara. Ancaman ekonoimi bisa terjadi di dalam negeri ataupun di luar negeri.

Sumber Bacaan

Kelas_11_SMA_Pendidikan_Pancasila_dan_Kewarganegaraan_PPKn_Siswa_2017

https://belajargiat.id/ancaman-negara-indonesia/

Kerjakan Latihan sebagai Presensi  Kehadiran melalui link di bawah ini

https://forms.gle/Rx9PLHVBeqKVwPzz7


DARING PKn X 16 Februari 2022 Ancaman terhadap Integrasi Nasional

DARING PKn X 16 Februari 2022

Ancaman terhadap Integrasi Nasional

Ancaman merupakan setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, yang dinilai dapat membahayakan kedaulatan, keutuhan, dan keselamatan suatu negara.

Posisi Indonesia yang strategis serta kemajemukan Indonesia membuat Indonesia rawan berbagai ancaman dari berbagai pihak.

Bentuk Ancaman terhadap Negara Indonesia

Ancaman menurut UU No. 34 Tahun 2004

Ancaman Disintegrasi

Ancaman Globalisasi

Ancaman Memudarnya Kesadaran terhadap Nilai-Nilai Budaya Bangsa

Jenis-Jenis Ancaman Bagi Suatu Negara

Ancaman yang terjadi tidak hanya satu jenis, tapi ada beberapa jenis ancaman bagi negara. Adapun Jenis-Jenis Ancaman yaitu sebagai berikut:

1. Ancaman militer

Ancama suatu negara yang menjadikan senjata sebagai alat untuk menghancurkan keutuhan wilayah, kedaulatan negara dan keselamtan warga negara. Biasanya ancaman ini sudah terorganisasi dengan konsep yang sempurna.

Beberapa bentuk ancaman militer adlah sebagai berikut;

a.    Sabotase

b.    Spionnase

c.    Agresi

d.    Terorisme

e.    Pelanggaran wilayah oleh negara lain

f.     Pemberontakan

2. Ancaman non milter

Ancama ini tidak menggunakan senjata seperti halnya ancaman militer yang terlihat. Tapi ancamam non militer ini menggunakan sesuatu yang tidak dapat terlihat seperti halnya ideologi suatu negara. Tentunya hal tersebut tidak bisa dilihat secara langsung, tapi dapat dirasakan dampak dari ideologinya.

Akan muncul berbagai pandangan yang sudah berbeda dengan ideologi pada mulanya. Ancaman non militer bisa berupa ancaman politik, sosial budaya dan juga ekonomi. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

1. Ancaman sosial budaya

Ancaman negara yang dapat memberikan dampak buruk pada generasi penerus bangsa. Budaya yang sudah ada di negera tersebut semakin lama berpindah dengan budaya baru. Hal ini tentunya akan menghilangkan ciri khas dari budaya sosial yang sudah di bentuk sejak nenek moyang.

Sosial dan budaya yang masuk di negara seharusnya bisa disaring lebih jeli lagi. Kenapa? Karena tidak semua sosial budaya itu buruk. Ada juga yang memiliki dampak positif. Perlu adanya pewasapadaan pada sosial budaya yang buruk.

2. Ancaman politik

Ancaman politik ini bisa muncul ketika ada negara lain ikut campur dalam rumah tangga negara. Politik demokrasi seperti hanya bangsa Indonesia ini yang sudah lama di bangun bisa hancur karena adanya ancaman politik. Awalnya demokrasi untuk kepentingan orang banyak dapat berubah menjadi kepentingan pribadi. Hal ini tentunya akan memecah negara kesatuan Republik Indonesia.

4. Ancaman ekonomi

Ancaman ekonomi ini sangat rentan sekali, karena berhubungan dengan kemakumuran suatu negara. Ancaman ekonoimi bisa terjadi di dalam negeri ataupun di luar negeri.

Sumber Belajar

Buku_Siswa_Kelas_10_SMA_Pendidikan_Pancasila_&_Kewarganegaraan_2016

https://belajargiat.id/ancaman-negara-indonesia/

Kerjakan Latihan sebagai Presensi  Kehadiran melalui link di bawah ini

https://forms.gle/gX4MEVpo5JgmqWey8

Sunday, September 5, 2021

Daring 7 PKn X 2021-2022 Tanggal 8September 2021 Kemerdekaan Beragama dan Berkepercayaan di Indonesia

Daring 7 PKn X 2021-2022 Tanggal 8September 2021 Kemerdekaan Beragama dan Berkepercayaan di Indonesia

C. Kemerdekaan Beragama dan Berkepercayaan di Indonesia

1. Pengertian Kemerdekaan Beragama dan Berkepercayaan Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang beragama. Kehidupan beragama merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan seluruh masyarakat Indonesia, termasuk kalian sebagai pelajar. Setiap awal pelajaran kalian tentunya selalu dipersilakan untuk berdoa berdasarkan agama dan kepercayaannya masing-masing. Begitupun ketika berada di lingkungan keluarga atau masyarakat, kalian dapat melakukan berbagai kegiatan keagamaan dengan nyaman, aman dan tertib. Hal itu semua, dikarenakan di negara kita sudah ada jaminan akan kemerdekaan beragama dan kepercayaan yang dimiliki oleh seluruh rakyat Indonesia.

Apa yang kalian pikirkan setelah melihat gambar di atas? Tentu saja kalian sudah dapat menyimpulkan bahwa setiap orang di negara Indonesia dapat melakukan berbagai macam aktivitas keagamaan sebagai wujud dari adanya kemerdekaan beragama dan kepercayaan. Apa sebenarnya kemerdekaan beragama dan berkepercayaan itu? Kemerdekaan beragama dan berkepercayaan mengandung makna bahwa setiap manusia bebas memilih, melaksanakan ajaran agama menurut keyakinan dan kepercayaannya. Setiap manusia tidak boleh dipaksa oleh siapapun, baik itu oleh pemerintah, pejabat agama, masyarakat, maupun orang tua sendiri. Kemerdekaan beragama dan berkepercayaan muncul dikarenakan secara prinsip tidak ada tuntunan dalam agama apa pun yang mengandung paksaan atau menyuruh penganutnya untuk memaksakan agamanya kepada orang lain, terutama terhadap orang yang telah menganut salah satu agama. Setiap orang memiliki kemerdekaan beragama, tetapi apakah boleh kita untuk tidak beragama? Tentu saja tidak boleh, kemerdekaan beragama itu tidak dimaknai sebagai kebebasan untuk tidak beragama atau bebas untuk tidak beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kemerdekaan beragama bukan pula dimaknai sebagai kebebasan untuk menarik orang yang telah beragama atau mengubah agama yang telah dianut seseorang. Selain itu kemerdekaan beragama juga tidak diartikan sebagai kebebasan untuk beribadah yang tidak sesuai dengan tuntunan dan ajaran agama masing[1]masing. Setiap manusia tidak diperbolehkan menistakan agama dengan melakukan peribadatan yang menyimpang dari ajaran agama yang dianutnya.

Kemerdekaan beragama dan kepercayaan di Indonesia dijamin oleh UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam Pasal 28 E ayat (1) dan (2) sebagai berikut.

1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.

2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.

Di samping itu, dalam Pasal 29 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ayat (2) disebutkan, bahwa “negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.” Ketentuan-ketentuan di atas, semakin menunjukkan bahwa di Indonesia telah dijamin adanya persamaan hak bagi setiap warga negara untuk menentukan dan menetapkan pilihan agama yang ia anut, menunaikan ibadah serta segala kegiatan yang berhubungan dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Dengan kata lain, seluruh warga negara berhak atas kemerdekaan beragama seutuhnya, tanpa harus khawatir negara akan mengurangi kemerdekaan itu. Dikarenakan kemerdekaan beragama tidak boleh dikurangi dengan alasan apapun sebagaimana diatur dalam Pasal 28 I ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyebutkan bahwa “hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun.”

Oleh karena itu, untuk mewujudkan ketentuan tersebut, diperlukan hal-hal sebagai berikut.

a. Adanya pengakuan yang sama oleh pemerintah terhadap agama-agama yang dipeluk oleh warga negara.

b. Tiap pemeluk agama mempunyai kewajiban, hak dan kedudukan yang sama dalam negara dan pemerintahan.

c. Adanya kebebasan yang otonom bagi setiap penganut agama dengan agamanya itu, apabila terjadi perubahan agama, yang bersangkutan mempunyai kebebasan untuk menetapkan dan menentukan agama yang ia kehendaki.

d. Adanya kebebasan yang otonom bagi tiap golongan umat beragama serta perlindungan hukum dalam pelaksanaan kegiatan peribadatan dan kegiatan keagamaan lainnya yang berhubungan dengan eksistensi agama masing- masing.

2. Membangun Kerukunan Umat Beragama

Kemerdekaan beragama di Indonesia menyebabkan Indonesia mempunyai agama yang beraneka ragam. Di sekolah kalian, mungkin saja warga sekolahnya (siswa dan guru) menganut agama yang berbeda[1]beda sesuai dengan keyakinannya. Atau mungkin saja, kalian mempunyai tetangga yang tidak seagama dengan kalian. Hal itu semua, merupakan sesuatu yang wajar. Keberagaman agama yang dianut oleh bangsa Indonesia itu tidak boleh dijadikan hambatan untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Hal tersebut tentu saja akan terwujud apabila dibangun kerukunan umat beragama.

Kerukunan umat beragama merupakan sikap mental umat beragama dalam rangka mewujudkan kehidupan yang serasi dengan tidak membedakan pangkat, kedudukan sosial dan tingkat kekayaan. Kerukunan umat beragama dimaksudkan agar terbina dan terpelihara hubungan baik dalam pergaulan antara warga yang seagama maupun yang berlainan agama. Apa saja bentuk kerukunan beragama itu? Di negara kita mengenal konsep Tri Kerukunan Umat Beragama, yang terdiri atas kerukunan internal umat seagama, kerukunan antar umat berbeda agama, dan kerukunan antar umat beragama dengan pemerintah. Bagaimana perwujudan dari tiga konsep kerukunan itu? Untuk mengetahuinya, simaklah uraian berikut. Kerukunan antar umat seagama berarti adanya kesepahaman dan kesatuan untuk melakukan amalan dan ajaran agama yang dipeluk dengan menghormati adanya perbedaan yang masih bisa ditolerir. Dengan kata lain, sesama umat seagama tidak diperkenankan untuk saling bermusuhan, saling menghina, saling menjatuhkan, tetapi harus mengembangkan sikap saling menghargai, menghomati dan toleransi apabila terdapat perbedaan, asalkan perbedaan tersebut tidak menyimpang dari ajaran agama yang dianut. Kerukunan antar umat beragama adalah cara atau sarana untuk mempersatukan dan mempererat hubungan antara orang-orang yang tidak seagama dalam proses pergaulan pergaulan di masyarakat, tetapi bukan ditujukan untuk mencampuradukkan ajaran agama. Ini perlu dilakukan untuk menghindari terbentuknya fanatisme ekstrim yang membahayakan keamanan, dan ketertiban umum. Bentuk nyata yang bisa dilakukan adalah dengan adanya dialog antar umat beragama yang di dalamnya bukan membahas perbedaan, akan tetapi memperbincangkan kerukunan, dan perdamaian hidup dalam bermasyarakat. Intinya adalah bahwa masing[1]masing agama mengajarkan manusia untuk hidup dalam kedamaian dan ketentraman. Kerukunan antar umat beragama dengan pemerintah, maksudnya adalah dalam hidup beragama, masyarakat tidak lepas dari adanya aturan pemerintah setempat yang mengatur tentang kehidupan bermasyarakat. Masyarakat tidak boleh hanya mentaati aturan dalam agamanya masing[1]masing, akan tetapi juga harus menaati hukum yang berlaku di negara Indonesia.

Sumber Belajar

Buku_Siswa_Kelas_10_SMA_Pendidikan_Pancasila_&_Kewarganegaraan_2016

https://serupa.id/kemerdekaan-beragama-dan-berkepercayaan-di-indonesia/

https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/11/185605369/kemerdekaan-beragama-dan-berkepercayaan-di-indonesia?page=all

 

Kerjakan Latihan sebagai Absensi di Link bawah

https://forms.gle/vnF8b9Gt5mZmFJQd7

 

Daring PKn XI, 23 Februari 2022 Strategi Mengatasi Berbagai Ancaman terhadap Bidang Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya, dan Pertahanan dan Keamanan dalam Membangun Integrasi Nasional

Strategi Mengatasi Berbagai Ancaman terhadap Bidang Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya, dan Pertahanan dan Keamanan dalam Membangun ...